Pakem Sandima FORMAT

 

Sebagaimana kami jelaskan di bagian terdahulu bahwa saat ini di Kalimantan Timur telah ada aliran baru Mamanda yang dikembangkan oleh FORMAT (Forum Aktualisasi Seni Tradisional) Kaltim. Sebagian mereka menyebut mamanda jenis ini dengan nama Mamanda Jenaka. Mamanda ala FORMAT ini telah mengalami beberapa perubahan pakem dari pakem yang dipakai oleh Mamanda yang berasal dari Banjar (Kalimantan Selatan).

Menurut Elansyah Jamhari, perubahan beberapa pakem bukan dimaksudkan untuk merusak seni Mamanda namun lebih kepada penyesuaian dengan kebutuhan panggung dan pengakomodiran budaya asli Kalimantan lainnya. Maka jangan heran jika dalam Mamanda ala FORMAT ini kita akan melihat adanya unsur-unsur budaya Kutai, Dayak, bahkan Jawa.

Mamanda versi FORMAT adalah Mamanda yang mencoba bertahan menghadapi gencarnya serbuan budaya luar. Untuk itu mereka melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan semaksimal mungkin menghindari terhapusnya ciri-ciri pokok Mamanda. Seniman FORMAT berpendapat bahwa kesenian adalah hasil produk akal dan budi manusia yang tumbuh sejalan dengan perkembangan jaman. Seni, termasuk seni Mamanda sebagai sarana hiburan dan sarana pendidikan  harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman agar pesan-pesan yang ingin disampaikannya bisa diterima oleh masyarakat.

Terlebih Mamanda adalah sendi pertunjukan yang sangat bergantung pada penerimaan dan selera masyarakat. Jika kita tidak melakukan pengembangan dan penyesuaian dengan keinginan masyarakat maka maksud dan tujuan digelarnya suatu pertunjukan tidak akan tercapai.

Menurut penulis FORMAT, Abdillah Syafei, Mamanda sebagai sebuah teater tradisional bukanlah ritual agama yang tidak boleh ditambah dan dikurangi. Sebuah karya seni, apalagi seni pertunjukan adalah alat untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada masyarakat. Dan untuk itu dibutuhkan washilah (sarana) yang bisa diterima masyarakat.

Sementara itu Muran Gautama, sekretaris FORMAT-Kaltim yang juga merupakan salah seorang pengembang seni Mamanda di Kaltim ini mengatakan bahwa Mamanda Jenaka yang dikembangkan FORMAT sejatinya hanyalah mamanda alternatif.  Artinya, FORMAT sangat mendukung dan memberikan support bagi kelompok Mamanda di daerah ini yang ingin mempertahankan pakem tradisional sebagaimana yang ada di Banjar dan di awal perkembangan mamanda di Kalimantan Timur.

Keberadaan Mamanda versi FORMAT tidak bertentangan dengan Mamanda asli. Bahkan FORMAT sendiri tetap menampilkan Mamanda Asli sesuai dengan pesanan pihak yang mengundang mereka. Hal ini tentu disesuaikan dengan moment apa dan tujuan apa pementasan Mamanda yang ingin digelar.

Jika pementasan yang akan dilakukan adalah dalam rangka studi kebudayaan dan pelestarian budaya tradisional maka mereka bisa saja mementaskan Mamanda dengan pakem asli. Namun ketika pementasan dilakukan dengan maksud hiburan dan penyuluhan dengan durasi yang terbatas sebagaimana di layar TV maka mau tidak mau harus diadakan beberapa penyederhanaan tanpa mengurangi spirit Mamanda itu sendiri.

Secara garis besar bisa kami sebutkan diantara perbedaan pakem yang dikembangkan oleh FORMAT adalah sebagai berikut:

1.       Pakaian (Kostum)

Untuk pakaian Mamanda FORMAT lebih cenderung kepada tradisi Kutai yang ‘dikawinkan’ dengan budaya Melayu.

2.      Musik Pengiring

Alat musik pokok yang digunakan dalam Mamanda Jenaka FORMAT Kaltim adalah Musik Tingkilan Gambus dengan iringan Gendang dan Gong.

3.      Penokohan

Penokohan terkadang lebih disedikitkan yakni hanya terdiri dari Sultan, Permaisuri, Putri, Wazir, Panglima Perang, Pengharapan 1 dan 2, Khadam dan Rakyat Jelata.

Tokoh-tokoh lain disesuaikan dengan jalan cerita.

Bahkan untuk tayangan TV yang biasa ditampilkan di TVRI Kaltim tiap hari Rabu pukul 16 sampai dengan 17 sore, tokoh yang ditampilkan hanya Sultan, Wazir, Panglima Perang, Pengharapan (1 dan 2) dan Rakyat jelata. Tokoh Permaisuri, Puteri dan Khadam hanya kadang-kadang sesuai kebutuhan.

4.      Lagu

Dalam Mamanda, beberapa tokoh kadang mengungkapkan perasaan mereka dengan menyanyikan lagu. Berbeda dengan Mamanda Kalimantan Timur, Mamanda Kaltim versi FORMAT memiliki beberapa lagu yakni:

a. Lagu Tirik

b. Lagu Terima Kasih

c. Lagu Puteri

d. Lagu Raja

e. Lagu Nasib.

5.      Tata Urutan Tampil.

Urutan tampil ke atas panggung dalam Mamanda yang biasa ditampilkan oleh FORMAT disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Tidak selalu pengharapan yang tampil mempersiapkan ruang siding, terkadang adegan dibuka dengan konflik yang terjadi pada tokoh lain. Bisa Sultan, Khadam, bahkan tak jarang antar Rakyat Jelata.

Demikianlah, Mamanda di Kalimantan Timur telah mengalami perjalanan panjang sebagai sebuah produk kebudayaan. Ia ‘melangkah’ mengikuti jalan sejarah yang dibentuk oleh perkembangan sosial, budaya hingga perpolitikan daerah ini. Mamanda juga berkembang sesuai dengan kebutuhan, baik itu kebutuhan sponsor penyampai pesan, media penyaji, serta kebutuhan masyarakat luas.

Samarinda sendiri, sebagai Ibu Kota Kalimantan Timur tentu menjadi pusat perkembangan kebudayaan karena menjadi temoat berkumpulnya aneka etnik baik yang berasal dari daerah-daerah se Kalimantan Timur maupun dari luar pulau.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.