Pentas Keliling Sandima ke Lebih 200 Sekolah


Salah satu proyek besar Sandiwara Mamanda yang pernah kami lakukan adalah pentas keliling ke lebih dari 200 sekolah se Samarinda. Kegiatan Roadshow tersebut berjalan sekitar dua tahun dengan kegiatan pentas yang rata-rata dilakukan sebanyak 3 tempat (Sekolah) dalam seminggu.

Ini merupakan salah satu proyek yang paling berat yang pernah Forma jalani. Beruntung Format memiliki SDM berlimpah, sehingga jadwal pementasan tetap terus berjalan sepanjang waktu meski terkadang beberapa pemainnya harus bergantian.

Ini tentu wajar mengingat intensitas pementasan yang begitu padat dan telah terjadwal, sementara anggota, terutama pemain dan pemusik terkadang harus lebih mementingkan pekerjaan dan urusan mendesak keluarga.

Beruntung Format sebagai sebuah kelompok besar diisi oleh para pemain senior yang rata-rata memiliki binaan. Sehingga stok artis maupun pemusik sangat berlimpah. Maka, ketika ada pemain utama yang berhalangan, secapatnya bias digantikan oleh pemain-pemain lapis kedua.

Meski demikian kami tetap berusaha agar pemain yang tampil tetap didominasi oleh pemian senior. Ini bukan karena pemain senior ingin mendominasi, namun tokoh-tokoh utama Sandiwarw mamanda telah memiliki karakter khas dan telah menyatu dengan karakter tersebut.

Sosok Sultan misalkan, sudah identik dengan bapak Elansyah Jamhari, Panglima Perang identic dengan Iyan BL, Khadam identic dengan Bhuyunk Ardiansyah, dan yang lainnya. Demikian pula diri saya yang sudah menyatu dengan karakter Wazir atau penasihat Raja.

Rasanya selama bermain Sandima dengan kelompok FORMAT ini hamper tidak pernah peran saya digantikan oleh orang lain. Bukan saya tidak mau digantikan saat berhalangan namun memang tidak ada teman yang mau menggantikan. Mereka berkata bahwa Wazir kesultanan Loah Maurai ya Abdillah Syafei, kalau orang lain pasti akan berbeda.

Proyek pementasan keliling ini tentu saja sangat besar pengaruhnya terhadap popularitas Sandima. Dunia pendidikan Samarinda yang awalnya asing dengan Mamanda (apalagi Sandima) lambat laun berubah. Kini hamper semua sekolah telah mengenal Sandima. Apalagi dengan publikasi yang dilakukan baik melalui media cetak, media online, hingga layar TV membuat Sandima relative lebih dikenal daripada sebelumnya.

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.