Duh! Biaya Premi Asuransi Kesehatan Meningkat Drastis, Hingga 15%!

SELALUSEHAT , JAKARTA — Perusahaan-perusahaan asuransi selama tahun 2024 sudah menyesuaikan tarif premi asuransi kesehatan saat biaya perawatan kesehatan meningkat drastis.
Wahyudin Rahman, seorang praktisi manajemen risiko serta ketua umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kupasi), menyebutkan bahwa sampai saat ini baik pihak pemerintahan maupun asosiasi perusahaan asuransi belum secara resmi menerbitkan data terkait besaran rata-rata peningkatan premi. asuransi kesehatan secara nasional untuk 2024.
"Tetapi, berdasarkan laporan dari beberapa perusahaan dalam bidangnya serta konsultan asuransi internasional seperti Mercer Marsh Benefits dan Willis Towers Watson (WTW), diperkirakan bahwa pada tahun 2024 nanti, rata-rata peningkatan premi kesehatan di Indonesia akan mencapai angka 8% sampai dengan 15%," ungkap Wahyudin saat diwawancara oleh Bisnis, hari Jumat tanggal 18 April 2025.
Wahyudin mengatakan bahwa variasi dalam peningkatan premi kesehatan ini bergantung pada tipe manfaat yang dipilih (apakah dasar atau tambahan), golongan konsumen (perusahaan atau pribadi), karakteristik resiko dari anggota serta penggunaan jasa kesehatan setelah masa pandemic.
"Ini merupakan tanggapan langsung terhadap peningkatan inflasi sebesar 10,1% di tahun 2024, yang disebabkan oleh kenaikan harga jasa fasilitas perawatan kesehatan swasta, biaya obat-obatan yang lebih tinggi, serta kemahalan inovasi dan teknologi dalam bidang kedokteran," katanya.
Wahyudin menyadari bahwa adanya potensi perubahan premi kesehatan masih akan berlangsung hingga tahun 2025, terlebih apabila laju inflasi sektor kesehatan tetap stabil di angka tinggi atau justru semakin memburuk.
Beberapa alasan pokok untuk perubahan tarif asuransi tersebut adalah perkiraan bahwa inflasi sektor kesehatan pada tahun 2025 akan terus berada di atas 8%, jauh melebihi tingkat inflasi keseluruhan.
Selain itu, pola klaim yang menunjukkan peningkatan utilisasi terutama untuk penyakit kronis dan pengobatan preventif dan biaya rumah sakit swasta yang terus naik akibat ketergantungan pada alat medis impor dan SDM spesialis juga akan menjadi pendorong penyesuaian klaim kesehatan berlanjut di 2025.
Agar penyesuaian tarif premi kesehatan bisa tetap diterima masyarakat di tengah penurunan daya beli, Wahyudin melihat industri asuransi kesehatan mulai melakukan beberapa strategi adaptif agar tetap relevan dan menjangkau pasar yang lebih luas.
" Pertama, ada perubahan dalam aturan karena adanya POJK yang berkaitan dengan asuransi kesehatan sehingga TC bisa menjadi lebih unggul. Kedua, ada penyesuaian segmen produk serta preminya dimana perusahaan asuransi menawarkan produk dengan harga premi yang lebih murah dan manfaatnya dapat disesuaikan (asuransi modular atau mikro untuk perlindungan kesehatan), " katanya.
Ketiga, perusahaan asuransi kesehatan menerapkan program kebugaran dan pencegahan untuk menekan biaya klaim melalui pendidikan kepada peserta supaya mereka dapat menjaga kondisi kesehatannya sendiri dan kurang bergantung pada layanan kesehatan.
Tidak ada komentar