Menjelajahi Asal-usul Pesona Sirkus: Sejarah Hiburan Keliling Di Dunia

SANDIMA; , Jakarta - Beberapa pekan belakangan, Oriental Circus Indonesia (OCI) menjadi sorotan setelah isu mengenai dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi pada pemain sirkus mencuat.
Pihak OCI telah membantah sinyalemen tersebut dan menyatakan akan mengambil langkah hukum atas tuduhan yang dilayangkan oleh sejumlah perwakilan eks pemain sirkus OCI.
Eksistensi sirkus sendiri sebagai paket hiburan tersebar di banyak negara. Lantas, bagaimana sejarah pertunjukan sirkus hingga menjadi hiburan yang terkenal di seluruh penjuru dunia?
Mengenal Sejarah Sirkus
Seperti yang diketahui sirkus merupakan bentuk pertunjukan hiburan yang populer selama berabad-abad dengan menampilkan berbagai atraksi seperti akrobat, sulap, badut, aksi hewan terlatih, hingga pertunjukan keterampilan ekstrem lainnya.
Sirkus di Indonesia memang tidak sepopuler di negara-negara Barat, namun tetap memiliki tempat tersendiri dalam dunia hiburan, terutama dalam bentuk pertunjukan keliling yang kadang tampil di acara rakyat atau pasar malam.
Beberapa kelompok sirkus lokal, termasuk Oriental Circus Indonesia (OCI), pernah dikenal luas pada masanya dan masih berupaya bertahan dengan adaptasi terhadap perkembangan zaman, termasuk mengurangi penggunaan hewan dan menonjolkan keahlian manusia dalam pertunjukan.
Dinukil dari laman Britannica , kata "sirkus" sendiri berasal dari kata Latin "circus" yang berarti "lingkaran", merujuk pada arena pertunjukan berbentuk lingkaran yang sering digunakan. Sirkus pertama kali muncul pada zaman Romawi Kuno, di mana arena besar seperti Circus Maximus digunakan untuk pertunjukan pertarungan gladiator dan balapan kereta, yang meskipun tampak sangat berbeda, memiliki beberapa elemen yang mirip dengan sirkus modern, seperti hewan terlatih.
Di luar Romawi, beberapa kebudayaan kuno juga memiliki pertunjukan serupa. Mesir misalnya, akrobat dan permainan keseimbangan sudah dilakukan sejak 2500 SM, sementara di Yunani ada tarian tali, dan di China, jongluer menghibur istana kekaisaran. Namun, meskipun berbagai budaya ini memiliki elemen-elemen sirkus, tidak ada usaha untuk menyatukan semua pertunjukan tersebut dalam satu bentuk hiburan terorganisir hingga abad ke-18.
Sementara itu, penciptaan sirkus modern dimulai di Inggris pada 1768 oleh Philip Astley, seorang mantan sersan mayor yang menemukan bahwa menunggang kuda sambil berdiri di atas punggung kuda dalam bentuk lingkaran memberikan stabilitas.
Pada 1770, Astley menambahkan pelawak, musisi, dan berbagai atraksi lainnya untuk memperkaya pertunjukannya. Inilah cikal bakal sirkus modern, dengan Astley sering dianggap sebagai 'bapak sirkus modern' karena merupakan penemu arena sirkus berbentuk lingkaran.
Sirkus pun berkembang pesat di Eropa dan Amerika, termasuk di Rusia, yang mengadopsi sirkus penuh pada 1773 berkat Charles Hughes. Di Amerika, ada John Bill Ricketts yang memperkenalkan sirkus dengan berbagai atraksi seperti akrobat, penunggang kuda, dan pelawak pada 1793 dan menjadi sirkus pertama yang menawarkan hiburan beragam di sana. Seiring waktu, sirkus di Amerika mengembangkan format tiga ring yang lebih besar, yang memungkinkan lebih banyak pertunjukan sekaligus, serta memperkenalkan penggunaan kereta api untuk membawa sirkus keliling ke berbagai kota.
Salah satu tokoh terpenting dalam sejarah sirkus adalah P.T. Barnum. Di akhir abad ke-19, Barnum bersama James A. Bailey menciptakan "The Greatest Show on Earth", yang membawa sirkus ke tingkat yang lebih besar dengan berbagai atraksi luar biasa, termasuk Jumbo, gajah terbesar di dunia.
Barnum memperkenalkan sirkus dengan menggunakan kereta api untuk memudahkan sirkus bergerak antar kota. Keberhasilan sirkus Barnum & Bailey yang sangat besar menginspirasi perkembangan sirkus-sirkus lain di seluruh dunia, termasuk saingan utamanya, Ringling Brothers, yang didirikan pada tahun 1884.
Secara keseluruhan, meskipun awalnya sirkus lebih dikenal di Eropa, sirkus Amerika mengambil peran dominan pada abad ke-19 dengan inovasi-inovasinya yang spektakuler, dari penggunaan kereta api untuk perjalanan hingga penyajian pertunjukan dengan ukuran yang lebih besar dan lebih banyak atraksi.
Di Eropa, meskipun sirkus sering kali tetap menggunakan satu ring, kualitas pertunjukannya sangat dihargai. Sirkus tetap menjadi salah satu bentuk hiburan yang digemari hingga saat ini, dengan berbagai perubahan seiring waktu yang mencerminkan perkembangan sosial dan teknologi.
Nabiila Azzahra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Tidak ada komentar